Kisah ini this story alias kisah nyata, soalnya baru diisi tintanya. Kalo masih gak nyata, dicoret-coret aja ke kaca. Ini pengalaman pribadi yang gak bisa gue lupain di tahun 2k15 (sengaja gue nulisnya 2k15, soalnya kalo 2015 kepanjangan hehehe). Kejadian ini terjadi kira-kira
Jadi ceritanya gue abis nonton film Ice Age 4 -jangan tanya darimana dapetnya. ya, sebagai fakir kuota, tentu saja gue mengunduhnya via torrent dengan menumpang jaringan wifi tetangga- dan setelah menonton film tsb gue ngerasa berkewajiban menyampaiakn ibrah kepada kalian semua walaupun satu baris.
Buat Yang belum tau apa itu Ice Age, coba search google aja ya, gue males ngejelasinnya. Gak semua butuh penjelasan cuy, karna cinta hanya butuh alasan.
Gue gak bakal bahas filmnya, tapi yang bakal gue bahas itu hubungan kita kenapa gini-gini aja? tentang potongan dialog di film ini, terutama pada sebuah potongan dialog yang ringan namun berbobot secara harfiah. 
Seperti indon lainnya, mari kita mulai pembahasan ilmiah berikut dengan meneliti lagi kata-kata "Ice Age":
Ice= 3 huruf
Age = 3 huruf
nassar = 6 huruf
3+3+6 = 12!!!
dah gitu aja sih.
Nah makanya biar elu pada kagak bingung, langsung aja gue bakal kasih tau pesan tersebunyi dari film tersebut secara harfiah.
Banyak yang beranggapan kalo nonton film hollywood itu pembodohan, penipu, 
ulah zionis, salah jokowi, dan banyak lagi. Padahal mah iya enggak. Kadang ada nilai positifnya (kadang doang loh ya, gak usah banyak-banyak. Kalo kebanyakan mah mending belajar PPKN, hehehe), seperti yang akan gue paparkan setelah pariwara berikut ini.
Louis: Can I ask you guys something? How are you both so happy; doesn’t it weigh on you that the world might be ending?
Crash: Can I tell him our secret?
Eddie: *nods
Crash: Come here, come here…. We’re very, very …stupid!
-Ice Age 4 : Continental Drift-
Dari potongan dialog diatas yang diambil dari film Ice Age 4 dengan jutaan penonton yang mendunia, sesungguhnya kata-kata Ignorance Is Bliss (ketidaktahuan adalah kebahagiaan) bukanlah kata mati yang diam atau mengalir secara normal lewat mulut ke mulut, tetapi justru kata-kata ini dikonsep dan didistribusikan sedemikian rupa secara massif, tentunya oleh sekelompok orang tertentu dengan kepentingan tertentu.
Kalaupun kita ragu dengan abnormalitas penyebaran konsep “ketidaktahuan melahirkan kebahagiaan”, maka mari kita coba renungkan kembali arti kebahagiaan yang sejatinya kita cari.
Sangat memungkinkan memang ketika kita tidak mengetahui sesuatu maka cara pandang atau penilaian kita terhadap sesuatu tersebut menjadi kosong alias seolah-olah tidak memberikan efek apapun pada anda.
Artinya ketika anda akan disambit batu oleh seseorang yang berada persis di depan anda dan anda lebih memilih untuk menutup mata dan tidak peduli, maka jeda waktu sampai batu itu mendarat di tubuh anda dan menimbulkan luka adalah gambaran bliss yang lahir dari ignorance. Melalaikan, dan efeknya sangat destruktif.
Jika level ignorance nya mau ditingkatkan lagi dengan contoh mengabaikan efek destruktif dari level ignorance sebelumnya, maka ini sudah persis seperti pecandu narkoba yang menolak untuk peduli pada tubuh dan kelangsungan hidupnya sendiri demi mendapatkan bliss berupa euphoria yang bahkan tidak bertahan dalam hitungan hari.
Menilik Kembali Cara Pandang Kita Tentang Arti “Bahagia”
Mungkin kita sudah berada pada titik puncak ad nauseum (jenuh berujung muak) dengan jargon-jargon “hidup-hidup gue ya suka-suka gue”, “jangan sok suci”, “jangan sok ikut campur”, “kayak loe sendiri udah hidup bener aja”, dan sejuta statement apologi untuk membela gaya hidup anti kemapanan dan anti kritik, atau mungkin kini yang dipopulerkan oleh iklan rokok A Mild denga tag line “go Ahead” (walau nyasar dan tersesat sekalipun). Sehingga karena efek ad nauseum tadi, kebanyakan dari kita menjadi “pasrah” dan menganggap itu semua sebagai sebuah keniscayaan hidup yang bahkan mungkin menjadi sebuah keyakinan dan kepercayaan. Padahal nyata betul sudah kerusakan di muka bumi ini yang terjadi akibat tangan-tangan manusia yang “ignorance”.
Benar adanya bahwa kalau kita cuek, kesedihan yang menerpa hati bisa menjadi tak terasa, tapi andai kita mau ambil resiko untuk berani merasakan, berfikir, merenung dan memahami makna atau arti dibalik kesedihan itu, maka jaminan untuk hidup lebih baik dengan berdampingandengan kesedihan menjadi terbuka lebar. Kita dipahamkan bahwa kesedihan adalah sebuah keniscayaan hidup, karena mustahil hukumnya seorang manusia bahagia tanpa putus-putus selama hidupnya. Yang demikian itu adalah makna dari kebahagiaan yang sesungguhnya.
Setelah kejadian itu. Gue sadar, omongan gue makin ngelantur.
3 harinya, pas gue lagi asik-asik mikirin utang negara,
Melewati perdebatan yang rumit dengan membahas Batman bisa terbang apa gak, akhirnya gue meng-iya-kan keputusannya. Berat emang, makanya gak gue angkat.
Intinya adalah... aha! anda penasaran? sama saya juga.
hehehe dah ah.
Jangan sok tau ya, karena semakin banyak tau, makin banyak juga cabe rawitnya.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar