"Pemikiran adalah bayang-bayang perasaan kita –selalu lebih gelap, lebih kosong, dan lebih sederhana."
Semenjak Galileo, dunia termatematisasi sedemikian rupa sehingga ada sejumlah kelompok yang mengatakan bahwa kenyataan tertata dan/atau tidak tertata secara matematis. Angka-angka bertaburan di segala bagian realitas, seperti kata Phytagoras. Agama dan Tuhan pun seringkali dibuktikan dengan upaya matematis atau dengan menggunakan sains fisika, kimia dan biologi.
Ada kelompok yang mengatakan angka-angka matematis hadir terlepas dari intervensi kesadaran kita. Ada pula yang berkata sebaliknya: bahwa angka-angka matematika, bagaimanapun, adalah konstruksi manusia dan karenanya selalu terpaut dengan adanya-manusia.
Menariknya, kemajuan sains, terutama misalnya astronomi (berikut derivatnya), bisa menaksir eksistensi realitas pra-manusia. Seperti misalnya, bahwa alam semesta sejauh ini diyakini berumur 13,5 milyar tahun lampau pasca-Big-Bang (Dentuman Besar).
Tololnya, orang tolol yang menulis tulisan ngawur ini pun tetap tak mengenali dirinya. Miris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar